rennydund

Just another WordPress.com site

BAHASA VERBAL DAN NON VERBAL Desember 24, 2010

Filed under: Pendidikan Administrasi Perkantoran — rennydund @ 2:56 am

A. KOMUNIKASI VERBAL

Dalam ilmu komunikasi, yang dimaksud dengan komunikasi verbal tidak hanya lisan namun meliputi komunikasi lisan dan tertulis. Karena bahasa dapat disampaikan secara lisan atau tulisan maka komunikasi verbal didefinisikan sebagai komunikasi yang menggunakan bahasa lisan maupun tertulis. Dengan kata lain, dapat diungkap­kan bahwa komunikasi verbal merupakan proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan bahasa secara lisan atau tulisan. Sebagai contoh komunikasi verbal, antara lain:

  1. Menyampaikan sesuatu atau pesan kepada seseorang disertai kata-kata lisan/tulisan;
  2. Bertelepon kepada keluarga, teman,  sahabat, rekan kerja;
  3. Berbincang-bincang secara langsung.;
  4. Berdiskusi, berpidato;
  5. Berdiskusi, rapat, meeting, dan seminar;
  6. Membaca surat kabar, majalah, jurnal;
  7. Menggunakan komputer, maupun internet.

Dalam komunikasi lisan atau tulisan terdapat komunikasi sebagai pembicara atau penulis, dan komunikan sebagai pendengar atau pembaca. Melalui komunikasi lisan atau tuliasan seorang pembicara atau penulis tentu berharap apa yang disampaikannya dapat dipahami secara tepat oleh pendengar atau pernbaca sesuai dengan maksud pembicara atau penulis.

B. KOMUNIKASI NON VERBAL

Komunikasi nonverbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam komunikasi bisnis. Selain menggunakan kata-kata, ketika berkomunikasi digunakan pula gerakan-­gerakan tubuh atau lebih dikenal dengan bahasa isyarat atau body language. Berikut ini, pendapat beberapa ahli mengenai komunikasi nonverbal.

  1. Mc. Garry menyebutkan bahwa komunikasi nonverbal terbagi dalam tiga kategori, yaitu komunikasi yang diungkapkan melalui pa­kaian dan setiap kategori benda lainnya (the object language), semua bentuk komunikasi yang digantikan dengan gerak (gesture) yang disebutnya sebagai bahasa sinyal (sign language), dan komunikasi dengan tindakan atau gerakan tubuh (action language).
  2. Tubbs dan Carter mengelompok­kan komunikasi nonverbal sebagai berikut:
  • Gerakan tubuh (Body motion) atau kebiasa­an gerak (kinetic behavior), yaita jenis komunikasi yang diungkapkan melalui gerakan tubuh, postur, tangan, kaki, ekspresi wajah, garakan mata, dan tangkai lengan.
  • Karakteristik fisik (Physical characteristics), yaitu jenis komunikasi yang diungkapkan melalui bentuk fisik atau tubuh, daya tarik yang bersifat umum, tinggi badan, berat badan, dan warna kulit.
  • Kebiasaan menyentuh (Touching behavior), yaitu jenis komunikasi yahg berupa gerakan, seperti sentuhan, pukulan, tindakan memegang, dan lain-lain.
  • Paralinguistik (Para languages), yaitu bentuk komunikasi yang menunjukkan keadaan atau cara seseorang mengucap­kan ataa mengungkapkan sesuatu.
  • Proksemik (Proxemics), yaitu jenis komuni­kasi yang berkaitan dengan penggunaan ruang, personal, dan sosial.
  • Artifak (Artifact), yaitu bentuk komunikasi melalui cara memanipulasi objek kentak dengan seseorang, misalnya penggunaan parfum, pakaian, lipstik, dan lain-lain.
  • Faktor lingkungan (Environment factors), yaitu menyampaikan komunikasi dengan cara dekorasi ruang, lampu, dan lain-lain.

Beberapa contoh perilaku yang menunjukkan komunikasi nonverbal, berdasarkan kriteria di atas, yaitu:

  1. Menitikkan air mata sebagai tanda rasa haru;
  2. Menangis sebagai tanda kecewa, sedih, kesal, saking marahnya;
  3. Tersenyum, berjabat tangan, melambaikan tangan sebagai rasa senang, simpati, dan penghargaan;
  4. Membuang muka sebagai rasa tidak senang terhadap seseorang;

Pesan yang disampaikan dalam komunikasi nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal. Pesan yang disampaikan dalam komunikasi verbal biasanya berlangsung secara terencana dan tersusun dengan teratur, sedangkan komunikasi nonverbal terjadi secara spontan dan bersifat alami serta tidak pernah direncanakan terlebih dahalu. Sebagai contoh, ketika seseorang mengatakan “sebaiknya berkas laporan ini disimpan di dalam lemari!”, maka orang yang bersangkutan dengan sadar telah mempunyai tujuan tertentu. Berbeda halnya dalam komunikasi nonverbal, seseorang sering melakukannya dengan tidak sadar. Sebagai contoh, seseorang menggaruk-garuk kepala, padahal tidak gatal, hal ini berlangsung tidak sengaja atau bersifat otomatis (menggaruk-garuk kepala merupakan ekspresi ketidakpahaman atas sesuatu hal).

Beberapa keuntungan atau kebaikan komuni­kasi nonverbal, antara lain sebagai berikut :

  1. Mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan dengan menggunakan bahasa isyarat.
  2. Dapat mendeteksi kecurangan atau menegaskan kejujuran pembicara.
  3. Bersifat efisien, maksudnya antara komunikator dengan komunikan dapat saling memahami dengan cepat. Misal, ketika berlangsung rapat di kantor seorang pemimpin rapat memberikan isyarat kepada pembawa acara (dengan anggukan kepala) memberitahu bahwa acara rapat dapat dimulai.

Komunikasi nonverbal ditempat kerja mempunyai peranan yang sangat penting. Misal, seorang atasan yang mampu mengelola kesan yang dibuat dengan bahasa isyarat, karakteristik atau ekspresi wajah, suara, dan penampilan, berarti dia seorang atasan yang mampu berkomunikasi dengan baik. Seorang atasan harus mampu menyampaikan pesan-pesan bisnis atau pekerjaan kepada para bawahan dengan melihat, memperhitungkan situasi, waktu dan orang yang dituju.

Tidak hanya atasan, seorang bawahan pun harus mampu membaca pesan-pesan nonverbal yang disampaikan atasan, rekan kerja, pelanggaran atau kolega. pada saat berkomunikasi dengan para karyawan, kolega, rekan kerja, perhatikanlah secara teliti pesan-pesan yang disampaikan. Baik pesan yang disampaikan melalui komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal. Seorang karyawan yang terlihat lesu, murung, kurang bersemangat ketika bekerja merupakan contoh komunikasi nonverbal. Melihat karyawan seperti ini seorang pemimpin harus cepat tanggap menannyakan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi karyawannya. Sebaliknya, seorang karyawan yang melihat pemimpin dalam situasi yang tidak menyenangkan misal; mengerutkan dahi bermuka masam, mondar-mandir, hal ini biasanya merupakan tanda seorang sedang gelisah, bingung, dan kesal.

UMPAN BALIK

A. PENGERTIAN UMPAN BALIK

Kegiatan komunikasi merupakan kegiatan pengiriman dan penerimaan lambang ataupun keinginan untuk mengubah pendapat orang lain yang juga merupakan suatu usaha untuk mengadakan hubungan sosial (social contact). Misalnya, dalam suatu pertemuan seorang pemimpin mengarahkan dengan cara dan gaya yang dimiliki. Saat pengarahan selesai, pemimpin mendapatkan tepuk tangan yang meriah dari peserta yang hadir. Pengarahan disamakan sebagai message (pesan), sedangkan tepuk tangan dinamakan umpan balik. Antara pesan dan umpan balik terdapat hubungan sebab akibat (causalitas). Pesan dapat berupa pidato, pengarahan, instruksi, tugas, perintah, ulasan, analisis. Pesan dapat juga dapat berbentuk tulisan, lisan, gambar-gambar bahkan demonstrasi, peragaan. Umpan balik (feedback) dapat berupa hasil (pelaksanaan suatu tugas), laporan, sikap (yang timbul), pertanyaan, reaksi. Umpan balikpun dapat berupa tulisan, lisan, peragaan dan demonstrasi.

Cara mendapatkan umpan balik yang baik dari komunikator atau rekan kerja, yaitu sebagai berikut :

  1. Menjaga hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja hubungan komunikasi dapat berhasil apabila kedua pihak (komunikator dan komunikan) mempunyai hubungan pertemanan yang baik. Artinya masing-masing pihak mempunyai sikap yang menyenangkan, terbuka, tidak mudah tersinggung. Bila hubungan dengan rekan kerja sudah terdapat ketidakcocokan yang parah, maka komunikasi tidak dapat berjalan lancar, karena sudah dipengaruhi oleh unsur rasa senang dan tidak senang.
  2. Mengetahui situasi dan keadaan komunikan dari segi pendidikan, tingkat jabatan, status sosial, tingkat usia, dan lain-lain. Dengan mengetahui situasi dan keadaan komunikan maka hubungan komunikasi dapat terjalin dengan baik.
  3. Dengan mempelajari dan memenuhi kebutuhan komunikan maka akan tercipta saling pengertian antara komunikator dengan komunikan. Dengan terpenuhinya kebutuhan komunikan, maka akan diperoleh umpan balik yang positif.
  4. Pada saat komunikasi, gunakanlah bahasa yang jelas, singkat, dan tepat serta sesuai dengan situasi.
  5. Umpan balik yang positif dapat diperoleh dari rekan kerja apabila komunikator berusaha untuk memahami, menghargai dan menghormati pendapat komunikan.

B. BENTUK-BENTUK UMPAN BALIK

Dalam unsur komunikasi selain efek, terdapat hal lain yang menjadi unsur komunikasi, yaitu feed back. Feedback ini merupakan bagian daripada efek. Jika komunikator menyampaikan pesan kepada komunikan dan komunikan memberikan tanggapan, maka tanggapan inilah yang disebut feed back atau umpan balik.

Menurut Ralph Webb Jr. terdapat beberapa jenis feed back, yaitu sebagai berikut :

1. Zero feedback

Dalam zero feed back komunikan tidak dapat memahami maksud komunikator.

2. Positive feedback

Positive feedback maksudnya adalah antara komunikator dan komunikan terjalin hubungan komunikasi yang menyebabkan komunikan memahami secara jelas maksud komunikator, sehingga komunikan member persetujuan atau dukungan.

3. Neutral feedback

Pada saat berkomunikasi, komunikan memberikan tanggapan yang tidak sesuai dengan harapan komunikator (komunikan menyampaikan tanggapan yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang disampaikan kepada komunikan).

4. Negative feedback

Negative feedback ialah komunikan member tanggapan tidak mendukung, menentang atau bahkan mengkritik komunikator. Pada saat berkomunikasi, seorang komunikator tentunya berharap agar pesan yang disampaikan kepada komunikan dapat dipahami secara jelas dan mendapat umpan balik atau feedback yang positif. Untuk mendapatkan umpan balik berupa positive feedback maka ada cara-cara atau teknik tertentu yang harus diperhatikan oleh komunikator.